Rabu, 25 Juli 2012

Menyikapi Kegagalan

Setiap manusia pasti pernah menerima kegagalan sebagai buah usahanya. seberapa kecil pun frekuensi kegagalan itu, tetap saja menimbulkan dampak negatif dan mencemari perasaan orang yang mengalaminya. Dampak tersebut semisal berupa rasa kecewa, lelah, putus-asa, dan yang paling berbahaya adalah depresi.

Kegagalan seringkali tidak dapat dicegah dan tidak terduga kedatangannya, namun setiap orang selalu bisa menyikapi dampak-dampak yang ditimbulkannya. Kegagalan sebenarnya bukanlah suatu ketidakberhasilan, melainkan suatu ketidakberhasilan yang tertunda. Hal itu benar, namun dapat menjadi salah apabila seseorang yang mengalaminya salah menyikapi. Semisal saat seseorang gagal dalam usaha atau karirnya, ia lantas kecewas, putus-asa, terpuruk, bahkan trauma mengulang usaha yang sama maupun merintis usaha yang baru. Ia akan mengalami masa stagnan panjang sebagai orang pasif, karena sehari-hari dihantui keputusasaan dan ketakutan hingga lupa jika masih ada hari depan dengan peluang-peluang baru yang bisa ia manfaatkan lebih optimal dari sebelumnya. Jika dibiarkan, keputusasaan kerap membuat seseorang kehilangan kendali diri sehingga melupakan potensi yang ia miliki. Jika sudah demikian, kegagalan benar-benar menjadi suatu ketidakberhasilan, bukan keberhasilan yang tertunda!
Tidak sedikit orang yang memiliki sejarah hidup mengerikan hanya karena mengalami keterpurukan akibat kegagalan. Depresi yang berujung pada gangguan jiwa, melakukan pelampiasan dengan mengkonsumsi narkotika, dan bunuh diri, adalah beberapa contoh tindakan berbahaya yang sering dilakukan seseorang ketika mengalami kegegalan hidup.

Kepasrahan pada Tuhan juga mempengaruhi cara manusia menyikapi kegagalan. Setiap manusia harus ingat dan percaya jika penentu takdir tetaplah Tuhan. Setiap manusia dengan keragaman misi dan tujuan hidup, wajib memperjuangkan apa yang menjadi harapan/cita-cita masing-masing, namun tetap Tuhan Yang Maha Esa lah yang menjadi penentu segalanya. Harus selalu diingat bahwa yang menjadi penentu keberhasilan bukan hanya dari usaha dan keinginan kuat manusia, tapi juga ditentukan oleh kehendak Tuhan.

Minggu, 22 Juli 2012

Nasib Seni dan Para Pekerja Seni di Indonesia

Presepsi tentang seni banyak ragamnya. Ada yang mengartikan seni adalah wujud ekspresi dari kreatifitas manusia, ada juga yang merumuskannya sebagai sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan (estetika). seni memiliki jutaan definisi, sulit dijelaskan dan dinilai; namun hakikat seni adalah sarana mengeksplor atau mengekspresikan gagasan, perasaan, kepercayaan, dan lain sebagainya. http://carapedia.com/pengertian_definisi_kesenian_menurut_para_ahli_
Seniman atau pekerja seni sendiri adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
 

Banyak orang acap meremehkan seni dan memandang sebelah mata profesi seniman. Pertama, karena wawasan mereka mengenai arti penting seni bagi kemajuan suatu negara belum terbuka. Faktor kedua adalah karena mereka mendewakan hal-hal yang bersangkutan dengan logika, sehingga menilai rendah suatu pekerjaan yang mengandalkan hati atau perasaan.

Sebenarnya jika kita melakukan pengamatan tentang seni dan para pekerja seni (seniman), kita akan menemukan gambaran bahwa seni adalah potensi bagi suatu negara yang harus dilestarikan dan dikembangkan demi kemajuan negara tersebut. Misalnya di Indonesia; melalui keragaman seni, Indonesia bisa menyejajarkan diri dan memperoleh pengakuan dari negara-negara lain. keragaman seni menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia di mata mancanegara.

Dalam persaingan prestasi antar negara-negara di dunia yang terasa semakin sengit, seharusnya bukan hanya perkembangan teknologi dan pendidikan yang perlu digaris bawahi, melainkan sudah seharusnya kemajuan seni juga diperhatikan. Seringkali keunggulan suatu negara hanya diidentikkan dengan berkembang pesatnya teknologi dan pendidikan, sehingga banyak orang kerap menyepelekan arti penting melestarikan dan mengembangkan seni.
Masyarakat Indonesia sendiri kurang memperhatikan potensi seni yang dimiliki negaranya yang membuat mereka acap kali kesulitan meningkatkan kemajuannya (seni). Indonesia memiliki keragaman seni dan para pekerja seni berpotensi, hanya saja belum mendapat perhatian khusus di hati masyarakat dan pemerintah untuk memberdayakannya. Terbukti dengan belum berkembang pesatnya ilmu seni di Indonesia, dan kondisi yang dialami kebanyakan pekerja seni Indonesia begitu memprihatinkan. Lihat saja, masih banyak seniman berpotensi yang kesejahteraan hidupnya tidak terpenuhi, bahkan ada yang rela mengais nafkah di jalanan.
 

sumber gambar: kreatifitasremajadansenimanjalanan.blogspot.com
Selain itu, permasalahan mengenai seni di Indonesia yang tak kalah miris adalah kurangnya pengetahuan generasi muda tentang seni yang otomatis membuat mereka tercetak sebagai manusia yang kurang menghargai seni. Sudah saatnya masyarakat Indonesia menggali wawasan lebih jauh mengenai seni, mengembangkan dan memberdayakannya secara optimal di negeri kita tercinta, karena seni adalah kekayaan Indonesia yang luar biasa.



Mengembangkan Potensi Anak



Sebagian besar orangtua pasti punya harapan yang sama terhadap anak-anak mereka; ingin anak-anak mereka tumbuh sebagai pribadi yang berguna, memiliki prestasi, serta cemerlang dalam karir atau usahanya. Harapan para orangtua tersebut tidaklah salah, karena hal itu menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengasihi dan menginginkan segala yang terbaik bagi anak-anak mereka. Namun sudahkah para orangtua menyadari cara yang tepat dalam mewujudnyatakan harapan tersebut?
             
Setiap anak pasti memiliki keistimewaan dalam pribadi masing-masing, mereka juga memiliki minat dan potensi yang berbeda satu sama lain. Potensi sendiri memiliki pengertian kemampuan, kekuatan--yang dimiliki seseorang--tetapi belum sepenuhnya terasah. sedangkan pengertian minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang.


Ada anak yang dapat dengan mudah menguasai banyak hal, jenis anak seperti ini sering dijuluki sebagai bocah multitalenta karena kekayaan potensi yang dimiliki. Kendati dapat dengan mudah menguasai banyak hal yang membuat mereka mahir di segala bidang, bocah-bocah multitalenta seringkali memiliki kendala dalam mengembangkan potensinya. hal ini disebabkan karena mereka bingung menentukan bidang apa yang layak ditekuni sebagai sumber prestasi dan mata pencaharian di kehidupan mendatang.

Di sisi lain ada juga anak yang terkesan lamban dalam mengerjakan segala sesuatu, sehingga seringkali dianggap bodoh. Padahal bukan bodoh; anak dengan kriteria tersebut justru memiliki kepandaian luar biasa yang masih tersembunyi. Untuk menggali letak kepandaian tersebut sangat membutuhkan kecermatan dan kesabaran orangtua. 
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSzzyRee2kw9fc1MqyWERIuIU1Uub1Jd2QQxLT42q1ZlNJT9qoGX-xxMTPj
Mengutip rumusan pepatah yang mengatakan: "Usaha adalah kunci  kunci keberhasilan", setiap orangtua hendaknya menyadari bahwa keberhasilan sang anak yang mereka harapkan tidak akan terwujud tanpa perjuangan. Untuk itu para orangtua dituntut sebijaksana mungkin mengembangkan potensi anak-anaknya, sebab potensi merupakan modal yang amat berharga dalam menunjang kesuksesan mereka.


Dalam mengarahkan anak-anak untuk mengembangkan potensi mereka, para orangtua dituntut cekatan, kreatif, dan bijaksana. Orangtua juga perlu mencermati hal-hal mendasar yang dibutuhkan anak sebagai pondasi keberhasilan. Hal mendasar yang harus benar-benar diperhatikan antara lain adalah konsep diri, sikap, kepribadian, karakter, nilai hidup, kepercayaan, kejujuran, kepemimpinan, kemampuan komunikasi, kedisiplinan, dan motivasi yang tinggi. Diperlukan juga kepekaan tinggi terhadap karakter dan kemauan anak. Yang dimaksudkan disini, orangtua tidak boleh senantiasa memaksa anak melakuakan apa yang mereka kehendaki, karena tindakan otoriter hanya akan membuat anak-anak lelah, stres, bahkan depresi.

Orangtua harus benar-benar memahami kebutuhan dan keinginan anak-anak mereka, serta bisa menyelaraskannya. Demikian juga mengenai minat dan potensi anak, para orangtua tidak boleh memaksakan dan sekedar mengatur sesuai kemauan mereka, melainkan harus terlebih dahulu membantu anak mengenali diri mereka (kelebihan dan kekurangannya), lalu membantu mereka mengembangkan potensi sesuai minat. Sepenting itulah peran orangtua bagi kesuksesan anak-anak.

 

Template by:

Free Blog Templates